Kebangkitan dan kejatuhan Raja Richard III merupakan kisah yang penuh dengan intrik, pengkhianatan, dan tragedi. Richard III adalah raja terakhir dinasti Plantagenet, yang memerintah Inggris dari tahun 1483 hingga kematiannya pada tahun 1485. Pemerintahannya ditandai dengan kekacauan politik, pengkhianatan, dan akhirnya, kejatuhannya sendiri.
Kenaikan kekuasaan Richard III dimulai pada tahun 1483, ketika saudaranya, Raja Edward IV, meninggal secara tak terduga. Putra muda Edward, Edward V, ditetapkan untuk mewarisi takhta, namun Richard melihat peluang untuk merebut kekuasaan untuk dirinya sendiri. Dia menyatakan Edward V tidak sah dengan alasan pernikahan orangtuanya tidak sah, dan dinobatkan sebagai raja menggantikannya. Langkah kontroversial ini memicu kemarahan banyak orang, termasuk para pendukung pangeran muda tersebut.
Sepanjang masa pemerintahannya, Richard III menghadapi banyak tantangan dan ancaman terhadap pemerintahannya. Dia mendapat tentangan dari para bangsawan berkuasa yang tidak menyukai naiknya kekuasaannya dan berusaha melemahkannya. Secara khusus, keluarga Tudor yang berkuasa, yang dipimpin oleh Henry Tudor, merupakan ancaman yang signifikan terhadap pemerintahan Richard. Henry Tudor mengklaim takhta melalui ibunya, Margaret Beaufort, dan berusaha menggulingkan Richard dan mengklaim mahkota untuk dirinya sendiri.
Pada tahun 1485, Henry Tudor melancarkan pemberontakan melawan Richard III, yang menyebabkan Pertempuran Bosworth Field. Pasukan Richard dikalahkan, dan dia terbunuh dalam pertempuran, menandai berakhirnya Dinasti Plantagenet dan awal Dinasti Tudor. Henry Tudor dinobatkan sebagai Raja Henry VII, mengantarkan era baru bagi Inggris.
Jatuhnya Raja Richard III telah menjadi bahan perdebatan dan kontroversi selama berabad-abad. Reputasinya sebagai penguasa yang kejam dan haus kekuasaan telah diabadikan oleh para sejarawan dan penulis, terutama oleh William Shakespeare dalam dramanya, “Richard III.” Namun, penelitian dan penemuan arkeologi terkini telah memberikan pencerahan baru tentang pemerintahan dan karakter Richard.
Pada tahun 2012, sisa-sisa Richard III ditemukan terkubur di bawah tempat parkir di Leicester, Inggris. Penemuan ini memberikan wawasan baru mengenai penampilan fisik dan kesehatan Richard, serta penyebab kematiannya. Hal ini juga memicu minat baru dalam perdebatan mengenai warisan Richard dan apakah dia benar-benar sosok jahat yang digambarkan dalam catatan sejarah.
Kebangkitan dan kejatuhan Raja Richard III adalah kisah kompleks dan dramatis yang terus memikat para sejarawan dan masyarakat. Pemerintahannya mungkin ditandai dengan intrik dan pengkhianatan, namun hal ini juga menyoroti sifat politik abad pertengahan yang penuh gejolak dan pergolakan. Saat kami terus mengungkap bukti baru dan mengevaluasi kembali pemahaman kami tentang Richard III, warisannya tetap menjadi babak yang kontroversial dan menarik dalam sejarah Inggris.
