Raja Henry VIII adalah salah satu raja paling terkenal dalam sejarah Inggris. Pemerintahannya, yang berlangsung dari tahun 1509 hingga 1547, memperlihatkan perubahan signifikan dalam lanskap politik dan agama di Inggris. Henry mungkin paling dikenal karena enam pernikahannya, putusnya hubungan dengan Gereja Katolik, dan perannya dalam Reformasi Inggris. Namun, warisannya sangat kompleks dan memecah-belah, dengan aspek positif dan negatif.
Lahir pada tanggal 28 Juni 1491, Henry VIII menjadi raja pada usia 18 tahun setelah kematian ayahnya, Henry VII. Ia dikenal karena ketampanannya, sifat atletisnya, dan kecerdasannya, namun ia juga mempunyai temperamen buruk dan terkenal kejam dalam mengejar kekuasaan. Istri pertama Henry, Catherine dari Aragon, gagal menghasilkan ahli waris laki-laki, sehingga dia meminta pembatalan pernikahan mereka dari Paus. Ketika Paus menolak, Henry mengambil tindakan sendiri dan memutuskan hubungan dengan Gereja Katolik, mendirikan Gereja Inggris dengan dirinya sebagai pemimpinnya.
Perceraian Henry dari Catherine dan pernikahan berikutnya dengan Anne Boleyn, Jane Seymour, Anne of Cleves, Catherine Howard, dan Catherine Parr semuanya bermotif politik dan memiliki konsekuensi yang luas. Pembubaran biara-biara, penindasan pemberontakan Ziarah Rahmat, dan Tindakan Supremasi adalah bagian dari upaya Henry untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan kekayaannya.
Terlepas dari taktiknya yang kejam, Henry VIII juga dikenang atas dukungannya terhadap seni, sastra, dan pendidikan. Dia adalah pelindung banyak seniman dan penulis, termasuk Hans Holbein the Younger dan William Shakespeare. Ia juga mendirikan beberapa sekolah dan perguruan tinggi, termasuk Trinity College, Cambridge.
Warisan Henry sangat kompleks, beberapa sejarawan melihatnya sebagai seorang tiran dan yang lain sebagai pemimpin visioner. Perpisahannya dengan Gereja Katolik dan pendirian Gereja Inggris merupakan momen penting dalam sejarah Inggris, yang menyebabkan konflik dan perpecahan agama selama berabad-abad. Namun, dukungannya terhadap seni dan pendidikan membantu membentuk lanskap budaya Inggris.
Kesimpulannya, Raja Henry VIII adalah raja yang memecah belah yang pemerintahannya mengalami perubahan signifikan di Inggris. Enam pernikahannya, putusnya hubungan dengan Gereja Katolik, dan dukungan terhadap seni dan pendidikan telah meninggalkan dampak jangka panjang dalam sejarah Inggris. Terlepas dari tindakannya yang kontroversial, Henry VIII tetap menjadi sosok yang kompleks dan menarik yang warisannya terus diperdebatkan dan diteliti hingga saat ini.